Pembukaan: Mukadimah


Apakah arti Islam? Islam berarti "menyerah", "berserah diri", "patuh", "damai". Sedangkan pemeluknya disebut Muslim (laki-laki) dan Muslimah (perempuan). Dilihat dari artinya, seorang muslim/muslimah seharusnya berserah diri dan patuh terhadap ajaran Islam yang terdapat dalam Al Qur'an dan Sunnah. Contohnya (sholat, puasa, zakat, tidak minum khamar, menutup aurat, dsb.), jika ada seorang muslim/muslimah belum patuh/berserah diri, maka patut dipertanyakan ke-islam-annya.

Belajar Islam paling valid dan benar adalah dari sumbernya secara langsung yaitu Al Qur'an dan As Sunnah Nabi Muhammad SAW, bila tidak melalui 2 jalur ini, maka bisa dipastikan ilmu yang didapat adalah sesat. Dewasa ini di Indonesia terutama marak sekali orang/sekumpulan orang yang dimana mereka belajar Islam bukan dari sumbernya, melainkan dari orang-orang yang kafir lalu mereka berani membuat tafsir-tafsir baru atas ayat-ayat Al Qur'an dan Hadits berdasarkan pemikiran mereka sendiri. Yang begini ini adalah sesat, MUI juga sudah mengeluarkan fatwa mengenai hal ini (Klik disini untuk fatwanya dalam format PDF). Paham ini masuk dalam kategori SEPILIS (Sekularisme, Pluralisme, dan Liberalisme), contohnya di Indonesia adalah JIL. Kalau anda buka websitenya, di halaman pertama saja anda sudah bisa langsung tahu bahwa JIL ini sesat.

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali
tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugi”. (QS. Ali Imran [3]: 85)

“Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti
binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya.
Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan
mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu”. (QS. al-
Mu’minun [23]: 71)


Masih ada lagi pemikiran-pemikiran lain yang tak kalah sesatnya, ada contoh lain di dalam negri kita, ada sekumpulan orang yang percaya bahwa ada nabi/rasul setelah Nabi Muhammad SAW dan mereka tanpa mengecek kebenarannya, percaya tentang hal ini. Saya yakin bila mereka mau belajar, cross check sana sini, pasti mereka akan bilang bahwa ajaran seperti ini adalah sesat. Tapi sayangnya, hati mereka telah ditutup oleh kesombongan mereka sendiri. Paham ini adalah Ahmadiyah Qadiyan, MUI juga sudah mengeluarkan fatwa mengenai paham ini. (klik disini untuk melihat fatwanya).

Perlu anda hati-hati dengan paham-paham semacam ini karena mereka mengaku Islam, dan pemerintah juga tidak berbuat apa-apa terhadap hal ini. Kalau dengan agama lain sudah jelas kesesatannya dan mereka pun mengakui bahwa mereka bukan Islam, jadi kita bisa dengan jelas membedakan. Tapi kita tidak boleh menyerah, kalau kita punya pemimpin yang takut kepada Allah, patuh terhadap perintah dan larangan Allah serta menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai panutan, maka saya yakin, paham-paham seperti diatas tidak akan ada di Indonesia Insya Allah. Tapi kalau pemimpin kita masih berani kepada Allah, patuh terhadap orang kafir, suka klenik dan nyanyi-nyanyi, tidak tegas, maka kita harus bersabar dan tetap berada pada jalan Allah yang lurus.

Pesan penulis
Mari kita belajar Islam secara benar, dari sumber yang benar, Insya Allah anda akan selamat baik di dunia dan di akhirat kelak. Tolong anda renungkan, masalah agama bukanlah masalah sepele. Ada beberapa orang teman yang ketika diajak sholat maka jawabannya, "Salam aja yah buat Allah" (Astaghfirullah), atau ketika ditanya kenapa kok tidak berhijab, jawabnya, "hmm.. belum siap nih, yang penting kan udh syahadat.", dst. dst. Islam bukanlah agama yang ajarannya bisa anda nalar sendiri, bisa anda tafsirkan sendiri, sudah ada kitab dan contoh-contohnya, anda tidak perlu susah-susah menafsirkan lagi, cukup patuh dan jalankan. Saya sedih dan khawatir, Allah akan terus menurunkan adzabNya kepada rakyat Indonesia, selama kita tidak memperbaiki aqidah dan akhlak kita. Sekali lagi tolong renungkan, anda tidak tahu kapan anda akan mati, lebih baik kita persiapkan tempat kita di akhirat kelak, daripada sibuk memikirkan tempat kita di dunia, alih-alih menjadi orang yang sukses, tapi di akhirat, kita ditempatkan oleh Allah di neraka (Naudzubillah).